.
Admin Made Sudarma

Minggu, 23 Januari 2022

Aksi Nyata Budaya Positif


Aksi Nyata Budaya Positif
Kesepakatan Siswa Kelas 4 SD Negeri 6 Bebandem


Oleh :
I Made Sudarma, S.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan IV Kabupaten Karangasem

Latar Belakang

Pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait mendidik adalah proses memanusiakan manusia yakni menjadi manusia lebih insani. Ki Hajar punya dua konsep dalam pendidikan yang harus dibedakan yaitu sistem pengajaran dan pendidikan yang bersinergi satu sama lain. pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah sedangkan pendidikan memerdekakan manusia dari aspek hidup batiniah. Dan untuk mewujudkan proses memanusiakan manusia ini perlu kedisiplinan. Kata “disiplin” juga sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda, karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan kalau perlu tidak digunakan sama sekali.

Dalam budaya kita, makna kata ‘disiplin’ dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata ‘disiplin’ dengan ketidaknyamanan. Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa “dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat ”self discipline” yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470) Disitu Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri. Adapun definisi kata ‘merdeka’ menurut Ki Hajar adalah: mardika iku jarwanya, nora mung lepasing pangreh, nging uga kuwat kuwasa amandiri priyangga (merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri) Pemikiran Ki Hajar ini sejalan dengan pandangan Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, 2001. Diane menyatakan bahwa arti dari kata disiplin berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya ‘belajar’. Kata ‘discipline’ juga berasal dari akar kata yang sama dengan ‘disciple’ atau murid/pengikut. Untuk menjadi seorang murid, atau pengikut, seseorang harus paham betul alasan mengapa mereka mengikuti suatu aliran atau ajaran tertentu, sehingga motivasi yang terbangun adalah motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.

Dengan kata lain, seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik

Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Untuk terbentuknya budaya positif pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama di antara para warga kelas. Penyatuan pemikiran untuk mendapatkan nilai-nilai kebajikan serta visi sekolah tersebut kemudian diturunkan di kelas-kelas menjadi keyakinan kelas yang disepakati bersama. Menurut Gossen (1998), suatu keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam, atau memotivasi secara intrinsik. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan. Murid-murid pun demikian, mereka perlu mendengarkan dan mendalami tentang suatu keyakinan, daripada hanya mendengarkan peraturan-peraturan yang mengatur mereka harus berlaku begini atau begitu. Berdasarkan pemikiran tersebut maka saya akan mengimplementasikan budaya positif disekolah tempat saya mengajar yaitu di Kelas 4 SD Negeri 6 Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.


Tujuan

Menumbuhkan dan membudayakan kebiasaan-kebiasaan baik pada diri anak melalui penerapan kesepakatan kelas yang mereka yakini.


Tolok Ukur

1. Terciptanya kesepakatan kelas yang ditandatangani warga kelas
2. Berkurangnya murid yang direstitusi


Rancangan Tindakan Aksi Nyata

1. Meminta izin dan dukungan kepala sekolah untuk kegiatan aksi nyata
2. Mensosialisasikan aksi nyata kepada teman sejawat
3. Menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan.
4. Menggali nilai-nilai yang diyakini murid
5. Merangkum nilai-nilai yang diyakini murid menjadi kesepakatan kelas
6. Membuat poster kesepakatan kelas
7. Menumbuhkan kebiasaa-kebiasaan dalam aksi nyata menjadi pembiasaan positif disekolah.
8. Melakukan evaluasi dan refleksi


Dukungan Yang Dibutuhkan

1. Kepala sekolah, untuk selalu memotivasi dan memberikkan dukungan dalam setiap kegiatan dalam mengimplementasikan budaya positif disekolah
2. Rekan Sejawat, sebagai teman berkolaborasi dan berbagi untuk bersama sama membangun budaya positif disekolah
3. Orang Tua Murid, dalam membentuk budaya positif murid, peran orang tua sangat besar, karena Sebagian besar waktu anak adalah bersama orang tuanya. Guru dan orang tua dapat berkolaborasi dalam membentuk karakter positif pada murid.
4. Murid, sebagai subjek belajar dalam pembentukan budaya positif
5. Peralatan untuk membuat poster kesepakatan kelas



Dokumentasi Kegiatan
















Pengimbasan Budaya Positif

Setelah kegiatan berjalan di kelas, dan dirasakan bermanfaat, maka dipandang perlu untuk melakukan pengimbasan kepada teman sejawat/ Guru guru di SD Negeri 6 Bebandem. Maka atas seijin Ibu Kepala Sekolah, kegiatan pengimbasan budaya positif ini dilakukan secara tatap muka.


Video Pengimbasan Budaya Positif kepada teman sejawat dapat disimak di Chanel Youtube melalui link berikut ini :



Demikian kegiatan Aksi Nyata Modul 1.4 tentang penerapan budaya positif, semoga kegiatan ini berjalan secara berkesinambungan untuk membentuk dan mewujudkan karakter muurid yang memiliki profil pelajar pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar