.
Admin Made Sudarma

Rabu, 23 Februari 2022

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran diferensiasi ini dirancang dan dilaksanakan oleh guru supaya dapat memenuhi kebutuhan belajar masing-masing murid. Adapun serangkaian keputusan tersebut antara lain :

1)  memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas

2)  merespon kebutuhan belajar murid

3) menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan murid dapat mengembangkan semua ide dan kreativitasnya

4) menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid

5) Penilaian berkelanjutan

Bagaimana pembelajaran diferensiasi ini dapat dilakukan di kelas?

Pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan beberapa langkah:

1) Lakukan assesmen diagnostik kepada murid  untuk dapat mengetahui kebutuhan belajar murid dan menyusun pemetaan kebutuhan belajar murid. Pemetaan kebutuhan belajar murid mencakup 3 aspek yaitu kesiapan belajar (readiness), minat dan profil belajar murid.

2)  Setelah pemetaan dilakukan kita membuat rancangan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid. Dalam menyusun rancangan pembelajaran ini tentunya guru harus benar-benar  memperhatikan tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran tersebut  harus dapat terdefinisikan dengan jelas dan dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid. Tujuan pembelajaran dijabarkan dengan konsep ABCD, (A- Audience, B- Behavior, C- Condition, D- Degree). Kemudian dari tujuan pembelajaran kita merancang kegiatan pembelajaran. Di rancangan kegiatan pembelajaran ini kita harus menyusun alur strategi pembelajaran diferensiasi sebaik mungkin, sesuai dengan pemetaan yang dilakukan di awal, strategi manakah yang akan diterapkan apakah itu diferensiasi konten, diferensiasi produk, atau diferensiasi proses, atau bahkan kombinasi dari beberapa strategi tersebut. Hal lain yang tak kalah penting harus diperhatikan adalah penilaian atau asesmen yang akan diberikan, asesmen tersebut  haruslah memiliki korelasi dengan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

3)  Setelah rancangan pembelajaran disusun, implementasikan rancangan pembelajaran diferensiasi tersebut di dalam kelas. Perhatikan setiap tahapan ketika  kegiatan pembelajaran berlangsung, kita harus mengingat kembali filosofi pemikiran  ki Hadjar Dewantara bahwa setiap individu adalah unik, mereka memiliki kebutuhan belajar yang tidak sama.


Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Pembelajaran  diferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu murid mencapai hasil yang maksimal ketika :

1)     Rancangan pembelajaran berdiferensiasi yang dibuat itu bisa melibatkan  dan menantang murid dalam belajar di kelas sehingga kreatifitas dan keinginan murid terpenuhi.

2)     Tugas-tugas yang diberikan pada perencanaan diferensiasi  bersifat kualitatif bukan kuantitatif, artinya tidak memberikan tugas dalam jumlah yang berbeda ketika ada murid yang memiliki kesiapan belajar yang berbeda-beda melainkan sifat dari tugas itu yang berbeda

3)     Penilaian tidak lagi fokus pada penilaian akhir (asesmen sumatif) tetapi dimulai dari asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif ketiganya terlaksana dengan baik, bahkan lebih baik lagi jika porsi asesmen formatif lebih besar, sebab asesmen formatif ini lebih menekankan pada proses, dan proses jauh lebih penting dibandingkan nilai akhir karena di proses itu terdapat penilaian terhadap kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.

4)     Dalam pembelajaran diferensiasi guru bisa menggunakan pendekatan terjadap konten, proses, dan produk atau bahkan menggunakan beberapa dan bahkan semua pendekatan dipadukan. Dengan menggunakan  pendekatan terhadap konten, proses dan produk itu akan mendorong pertumbuhan murid  dalam usaha mereka mencaapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan, serta untuk memajukan atau meningkatkan proses pembelajaran di kelas

5)     Pembelajaran diferensiasi dirancang berpusat kepada murid

6)     Pembelajaran diferensiasi dirancang  dengan memadukan pembelajaran dari seluruh kelas, kelompok atau individual

7)     Guru berkolaborasi dengan murid secara kontinu dan berkesinambungan sehingga mengubah peluang belajar menjadi lebih efektif


Pembelajaran berdiferensiasi jika dikaitkan dengan modul lainnya tentu memiliki keterkaitan yang sangat erat dan saling berhubungan serta saling mendukung. Pada Modul sebelumnya Ki Hajar Dewantara mengibaratkan murid adalah benih padi, dan seorang guru adalah petani. Benih benih padi yang tumbuh tentu akan berbeda beda dalam perkembangannya. Maka sesuai modul 1 Filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidik dituntut untuk menuntuk murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, sebagai guru tidak boleh memaksakan kehendak kepada murid. 


Guru penggerak yang didukung dengan nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, inovatif, selalu berusaha dalam menjalankan perannya dalam mendukung Merdeka Belajar. Guru harus mampu melihat keberagaman murid dalam belajar serta beragamnya kebutuhan murid, seperti murid yang terbiasa belajar secara visual, auditori dan kinestetik. Semua keragaman tersebut harus diakomodir dalam proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran berdiferensiasi inilah proses pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam dari setiap individu murid.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar