Pembelajaran
berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang
dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran diferensiasi
ini dirancang dan dilaksanakan oleh guru supaya dapat memenuhi kebutuhan
belajar masing-masing murid. Adapun serangkaian keputusan tersebut antara lain
:
1) memiliki tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas
2) merespon kebutuhan belajar murid
3)
menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan murid dapat mengembangkan
semua ide dan kreativitasnya
4) menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid
5) Penilaian berkelanjutan
Pembelajaran berdiferensiasi dapat
dilakukan dengan beberapa langkah:
1) Lakukan
assesmen diagnostik kepada murid untuk
dapat mengetahui kebutuhan belajar murid dan menyusun pemetaan kebutuhan
belajar murid. Pemetaan kebutuhan belajar murid mencakup 3 aspek yaitu kesiapan
belajar (readiness), minat dan profil belajar murid.
2) Setelah pemetaan dilakukan kita membuat
rancangan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid. Dalam
menyusun rancangan pembelajaran ini tentunya guru harus benar-benar memperhatikan tujuan pembelajaran, tujuan
pembelajaran tersebut harus dapat
terdefinisikan dengan jelas dan dapat mengakomodir kebutuhan belajar murid. Tujuan
pembelajaran dijabarkan dengan konsep ABCD, (A- Audience, B- Behavior, C- Condition,
D- Degree). Kemudian dari tujuan pembelajaran kita merancang kegiatan pembelajaran.
Di rancangan kegiatan pembelajaran ini kita harus menyusun alur strategi
pembelajaran diferensiasi sebaik mungkin, sesuai dengan pemetaan yang dilakukan
di awal, strategi manakah yang akan diterapkan apakah itu diferensiasi konten,
diferensiasi produk, atau diferensiasi proses, atau bahkan kombinasi dari
beberapa strategi tersebut. Hal lain yang tak kalah penting harus diperhatikan
adalah penilaian atau asesmen yang akan diberikan, asesmen tersebut haruslah memiliki korelasi dengan tujuan
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
3) Setelah rancangan pembelajaran disusun,
implementasikan rancangan pembelajaran diferensiasi tersebut di dalam kelas.
Perhatikan setiap tahapan ketika
kegiatan pembelajaran berlangsung, kita harus mengingat kembali filosofi
pemikiran ki Hadjar Dewantara bahwa
setiap individu adalah unik, mereka memiliki kebutuhan belajar yang tidak sama.
Bagaimana
pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan
membantu mencapai hasil belajar yang optimal?
Pembelajaran diferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar
murid dan membantu murid mencapai hasil yang maksimal ketika :
1)
Rancangan
pembelajaran berdiferensiasi yang dibuat itu bisa melibatkan dan menantang murid dalam belajar di kelas
sehingga kreatifitas dan keinginan murid terpenuhi.
2)
Tugas-tugas
yang diberikan pada perencanaan diferensiasi
bersifat kualitatif bukan kuantitatif, artinya tidak memberikan tugas
dalam jumlah yang berbeda ketika ada murid yang memiliki kesiapan belajar yang berbeda-beda
melainkan sifat dari tugas itu yang berbeda
3)
Penilaian
tidak lagi fokus pada penilaian akhir (asesmen sumatif) tetapi dimulai dari
asesmen diagnostik, asesmen formatif, dan asesmen sumatif ketiganya terlaksana
dengan baik, bahkan lebih baik lagi jika porsi asesmen formatif lebih besar,
sebab asesmen formatif ini lebih menekankan pada proses, dan proses jauh lebih
penting dibandingkan nilai akhir karena di proses itu terdapat penilaian
terhadap kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid.
4)
Dalam
pembelajaran diferensiasi guru bisa menggunakan pendekatan terjadap konten,
proses, dan produk atau bahkan menggunakan beberapa dan bahkan semua pendekatan
dipadukan. Dengan menggunakan pendekatan
terhadap konten, proses dan produk itu akan mendorong pertumbuhan murid dalam usaha mereka mencaapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, serta untuk memajukan atau meningkatkan proses
pembelajaran di kelas
5)
Pembelajaran
diferensiasi dirancang berpusat kepada murid
6)
Pembelajaran
diferensiasi dirancang dengan memadukan
pembelajaran dari seluruh kelas, kelompok atau individual
7)
Guru
berkolaborasi dengan murid secara kontinu dan berkesinambungan sehingga
mengubah peluang belajar menjadi lebih efektif
Pembelajaran berdiferensiasi jika dikaitkan dengan modul lainnya tentu memiliki keterkaitan yang sangat erat dan saling berhubungan serta saling mendukung. Pada Modul sebelumnya Ki Hajar Dewantara mengibaratkan murid adalah benih padi, dan seorang guru adalah petani. Benih benih padi yang tumbuh tentu akan berbeda beda dalam perkembangannya. Maka sesuai modul 1 Filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidik dituntut untuk menuntuk murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, sebagai guru tidak boleh memaksakan kehendak kepada murid.
Guru penggerak yang didukung dengan nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, inovatif, selalu berusaha dalam menjalankan perannya dalam mendukung Merdeka Belajar. Guru harus mampu melihat keberagaman murid dalam belajar serta beragamnya kebutuhan murid, seperti murid yang terbiasa belajar secara visual, auditori dan kinestetik. Semua keragaman tersebut harus diakomodir dalam proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran berdiferensiasi inilah proses pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam dari setiap individu murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar